
Pertanian Monokultur : Pengertian, Sistem, dan Dampaknya
Pertanian monokultur merupakan sistem pertanian yang paling banyak dijumpai di lahan produksi beberapa komoditas pangan, seperti padi, kedelai, jagung, dan lain sebagainya.
Monokultur juga dapat diartikan sebagai usaha penanaman di sebidang lahan dengan cara mengatur susunan tata letak juga urutan tanaman. Penggunaan monoklutur di dunia pertanian tentu saja penting sekali pengaruhnya terhadap hasil yang akan didapatkan.
Namun demikian, untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang apa itu pertanian monokultur, mari simak selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Pertanian Monokultur
Pertanian monokultur adalah langkah budidaya di lahan pertanian dengan cara menanam satu jenis tanaman. Monokultur bahkan membuat penggunaan lahan jadi lebih efisien.
Alasannya, memungkinkan proses perawatan dan pemanenan secara tepat dan cepat dengan bantuan mesin pertanian. Kabar baiknya, ternyata hal tersebut juga dapat menekan biaya tenaga kerja. Sebab, keseragaman tanaman yang ditanam.
Kekurangannya, keseragaman kultivar dapat mempercepat proses penyebaran organisme pengganggu tanaman, contohnya seperti hama, OPT, dan segala jenis penyakit tanaman.
Cara tanam tanaman menggunakan sistem monokultur ini biasanya dipertentangkan dengan cara penanaman campur. Dimana nanti akan ada berbagai jenis tanaman yang ditanam disatu lahan, baik itu secara temporal atau spasial.
Baca Juga : Pertanian Organik : Pengertian, Prinsip Serta Strategi Pengembangannya
Kelebihan dan kekurangan monokultur? Berikut ada beberapa manfaat yang didapatkan dari sistem pertanian monokultur yang perlu diketahui.
Budidaya Tanaman
Pertanian monokultur memiliki keuntungan tersendiri, seperti bisa hasilkan panen dalam jumlah besar dengan satu komoditas. Alasannya, sebab bisa maksimalkan hasil pertumbuhan dan tidak memberikan kesempatan persaingan dengan jenis tanaman lain.
Sehingga yang demikian tersebut dapat memberikan manfaat cukup banyak dalam budidaya tanaman.
Lewat pertanian monokultur ini pula teknik budidaya tanaman bisa lebih terlihat dalam pengelolaan yang hanya difokuskan disatu komoditas. Hasil panen yang didapatkan pun jadi lebih maksimal.
Kehutanan
Pertanian monokultur ternyata tidak hanya berlaku pada area persawahan dan lahan tanam tanaman, tetapi juga berlaku di lahan kehutanan, yang pastinya cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanaman satu jenis pohon.
Lewat pertanian monokultur ini maka tercipta hutan homogen yang bisa memberikan hasil memuaskan jika dibandingkan dengan proses penanaman menggunakan teknik campur.
Hasil pohon yang didapatkan pun lebih besar, karena memang proses penyerapan nutrisi bisa terjadi secara maksimal.
Tidak hanya itu, para petani pun juga bisa lebih fokus pada satu komoditas, sehingga diharap agar hasil yang didapatkan bisa optimal. Intinya, lewat pertanian monokultur komoditas yang ditanam bisa diintensifkan dalam proses penanaman.
Dengan begitu akan lebih efisien pula proses pengelolaannya sehingga keuntungan yang didapatkan tentu jadi besar.
Pertanian monokultur ini pada dasarnya dibuat khusus untuk meningkatkan produksi, sehingga keuntungan yang didapatkan petani bisa bertambah sebab dilahan tersebut tidak terjadi persaingan.
Selain itu dalam hal perawatannya sendiri tentu jadi lebih mudah. Dikarenakan hanya ada satu komoditas saja di satu lahan, maka para petani tidak harus sesuaikan cara perawatan yang berbeda sesuai karakter dari masing-masing tanaman, tetapi cukup fokus untuk merawat satu tanaman.
Tentunya saja hal tersebut juga bisa mengefisienkan tenaga dan biaya operasional untuk perawatan tanaman, sehingga dapat menekan biaya produksi jadi lebih rendah.
Tapi sangat disayangkan sekali ternyata pertanian monokultur ini juga tidak luput dari beberapa kekurangan. Salah satunya dapat mempercepat proses penyebaran organisme pengganggu tanaman.
Penanam yang dilakukan secara terus menerus dengan satu jenis tanaman di satu lahan tentu saja bisa mengakibatkan ledakan populasi hama. Sebab, makanan sebagai sumber kehidupan bagi hama tersedia di sepanjang waktu dan tidak diselingi dengan tanaman yang lain.
Hal tersebut tentu saja dapat menyebabkan terjadinya peningkatan populasi hama. Kondisi yang seperti ini tentunya juga menyebabkan terjadinya penurunan jumlah produksi jika tidak segera ditangani lewat pengendalian yang tepat.
Tidak hanya itu, pertanian monokultur juga bisa menyebabkan kualitas tanah menjadi menurun. Apalagi jika tidak dilakukan dengan melakukan penyebaran pupuk kompos.
Maka dari itu penguwatan penyuburan menggunakan metode pertanian monokultur penting untuk dilakukan para petani.
Bagaimana dampak sistem pertanian monokultur terhadap keseimbangan ekosistem lingkungan? Tentunya akan mengganggu keseimbangan ekosistem yang berpotensi terhadap ledakan hama. Tanaman rentan terserang hama bila tidak disemprot dengan insektisida. Juga, tanah pertanian harus diolah, dipupuk.
Semoga artikel ini dapat menjawab dampak positif & negatif pertanian monokultur.

