
Pendaki Termuda Rencanakan Mendaki Gunung Cho Oyu
Remaja 13 tahun Amerika Serikat yang dinobatkan menjadi pendaki Mount Everest termuda, Kamis, mengumumkan tahun ini akan mendaki puncak gunung tertinggi keenam di dunia Mount Cho Oyu.
Jordan Romero, dari Big Bear, California, mengatakan kepada wartawan di Katmandu, Kamis, dia merencanakan memanjat puncak gunung setinggi 8.201 meter pada musim gugur. Cho Oyu membentang di perbatasan Nepal-Cina.
Pemerintah Nepal melarang pendaki berusia di bawah 16 tahun untuk memanjat pucak gunung, tetapi Cina tidak memberikan batasan umur. Romero pekan lalu berhasil menaklukan Mount Everest setinggi 8.850 meter dari sisi puncak di Cina, sementara dia turun dari sisi di Nepal, Rabu.
Romero ingin menaklukan puncak-puncak gunung di masing-masing tujuh benua dan merencanakan memasukkannya dalam skala akhir pendakianya. Cho Oyu, salah satu yang dipertimbangkan di antara gunung-gunung tertinggi di dunia yang akan didaki tidak masuk dalam daftar.
Romero mengatakan espedisi Everest berjalan lancar meskipun tim berjuang dengan angin kencang. “Saya menganjurkan anak-anak muda untuk mendaki. Saya anjurkan mereka mendaki Everest, khususnya anak-anak muda untuk ke sana,” kata Romero.
Hal yang paling sulit, katanya, adalah bergerak melintasi permukaan bebatuan dekat puncak gunung.
Para pendaki gunung, baru-baru ini, mengeluh adanya es yang mencair berada di permukaan batu karang menyebabkan sulit bergerak dengan sepatu es. Meningkatnya temperatur di pegunungan akibat pemanasan global juga berpengaruh pada es mencair.
Romero mengatakan dia menginginkan kaum muda, “Aku melakukan ini untuk menjadi contoh dan mencoba memotivasi mereka.”
Cho Oyu (Nepal: चोयु; Tibet: ཇོ་བོ་དབུ་ཡ) adalah gunung tertinggi keenam di dunia dengan ketinggian 8188 meter (26.864 kaki) di atas permukaan laut. Dalam rumpun bahasa Tibet Cho Oyu berarti “Dewi Pirus”. Gunung ini adalah puncak utama paling barat dari subbagian Khumbu (Wilayah Everest) di Mahalangur Himalaya, 20 km sebelah barat Gunung Everest. Lokasi Cho Oyu berbatasan langsung dengan Tiongkok-Nepal.
Dalam beberapa kilometer di sebelah barat Cho Oyu terdapat Nangpa La (5.716 meter/18.753 kaki), sebuah lintasan glasial yang berfungsi sebagai jalur perdagangan utama antara Tibet dan Suku Sherpa Khumbu. Jalur ini memisahkan antara Khumbu dan Rolwaling Himalaya. Karena kedekatannya dengan lintasan ini dan lereng yang umumnya mudah diakses dari jalur penggunungan barat laut, Cho Oyu dianggap puncak dengan ketinggian 8.000 meter paling mudah untuk didaki. Cho Oyu juga tujuan populer bagi para pendaki.
Ketinggian
Ketinggian puncak Cho Oyu awalnya diukur dengan ketinggian 8.153 meter (26.750 kaki) dan pada saat pendakian pertama dianggap sebagai gunung tertinggi ketujuh di bumi, setelah Dhaulagiri dengan ketinggian 8.167 meter (26.795 kaki), Manaslu, 8.163 meter (26.781 kaki), dan juga diperkirakan lebih rendah pada ketinggian 8.125 meter (26.658 kaki) . Perkiraan pada tahun 1984 dengan ketinggian 8.201 meter (26,906 kaki) membuat Cho Oyu naik ketempat keenam. Pengukuran baru yang dilakukan pada tahun 1996 oleh Departemen Survei Pemerintah Nepal dan bekerjasama dengan Institut Meteorologi Finlandia dalam persiapan untuk peta Topografi Nepal menempatkan ketinggian Cho Oyu dengan ketinggian 8.188 meter, pengukuran ini sangat mirip dengan buku tahun 1955 oleh Edmund Hillary yang berjudul High Adventure dengan ketinggian 8.189 meter (26.867 kaki).
Sejarah pendakian
Pendakian Cho Oyu pertama kali dicoba pada tahun 1952 oleh sebuah ekspedisi yang diselenggarakan dan biaya oleh Komite Bersama Himalaya Britania Raya sebagai persiapan untuk melakukan pendakian di Gunung Everest pada tahun berikutnya. Ekspedisi ini dipimpin oleh Eric Shipton dan termasuk Edmund Hillary dan Tom Bourdillon. Pendakian yang dilakukan oleh Hillary dan temannya George Low dihentikan karena kesulitan teknis dan bahaya longsor di tebing es pada ketinggian 6,650 meter (21,820 kaki) dan laporan pasukan Tiongkok jarak pendek yang melintasi perbatasan mempengaruhi Shipton untuk mundur dari pendakian daripada terus mencoba untuk mencapai puncak.
Pendakian gunung ini pertama kali dilakukan pada 19 Oktober 1954, melalui pegunungan utara-barat oleh Hilbert Tichy, Joseph Jöchler, dan dibantu oleh pendaki lokal Pasang Dawa Lama dari ekspedisi Austria. Cho Oyu adalah puncak tertinggi 8000 meter kelima yang didaki, setelah Annapurna pada Juni 1950, Gunung Everest pada Mei 1953, Nanga Parbat pada Juli 1953 dan K2 pada Juli 1954. Sampai pendakian Gunung Everest oleh Reinhold Messner dan Peter Habeler pada tahun 1978, ini adalah puncak gunung tertinggi yang didaki tanpa oksigen tambahan.
Pendakian
Cho Oyu dianggap sebagai delapan-ribuan termudah untuk didaki, dengan rasio kematian-puncak terendah (⅟25 dari Annapurna). Cho Oyu juga sebagai paling banyak didaki dari delapan-ribuan setelah Everest (yang ketinggiannya membuatnya populer), dan memiliki lebih dari empat kali pendakian dari delapan-ribuan paling populer ketiga. Cho Oyu juga dipasarkan sebagai “Puncak trekking” yang dapat dicapai untuk pendaki yang memiliki kebugaran tinggi, tetapi pengalaman mendaki gunung rendah. Namun, Cho Oyu memiliki dataran tinggi puncak datar tanpa ada batu/piramida penanda dan prayer flags (bendera doa adalah kain segi empat berwarna-warni, sering ditemukan di sepanjang pegunungan dan puncak tinggi di Himalaya dan digunakan untuk memberkati daerah sekitarnya dan untuk tujuan lain) yang tidak menandai pertemuan “teknis”, yang dapat menjadi sumber kebingungan dan perdebatan dikalangan para pendaki.
Baca Juga : https://www.myherbgardenguy.com/pendaki-termuda-rencanakan-mendaki-gunung-cho-oyu/