
KSP: Sektor Pertanian Terus Tumbuh Dan Tangguh Di Tengah Tekanan Global
Kantor Staf Presiden (KSP) optimis sektor pertanian akan terus menjadi tumpuan bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, di tengah perlambatan dan ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Indonesia mampu tumbuh pada triwulan III 2022 sebesar 5,72% (year on year).
Sektor pertanian dalam arti luas (termasuk perikanan dan perkebunan) berkontribusi 12,91% terhadap PDB. Oleh karenanya, pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga dan mendorong sektor pertanian di Indonesia.
“Meskipun bukan merupakan yang terbesar, hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian menjadi salah satu tumpuan bagi perekonomian. Peran penting sektor pertanian semakin terasa jika mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja. Saat ini sekitar 28,61% pekerja di Indonesia yang tergabung bekerja di sektor pertanian dalam arti luas,” kata Tenaga Ahli Utama KSP Prof. Bustanul Arifin, di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (15/11).
Dari sisi pertumbuhan, sektor pertanian menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara konsisten. Pada Triwulan III 2022, sektor pertanian tumbuh 1,65% (year on year). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (1,37%). Sebelum itu, bahkan di masa puncak pandemi COVID-19, sektor pertanian tetap tumbuh positif.
Selain itu, imbuh Bustanul, konsistensi pertumbuhan sektor pertanian dipengaruhi oleh sisi permintaan yang relatif stabil, bahkan di saat kondisi perekonomian secara keseluruhan sedang kurang baik.
Pemerintah juga konsisten mendorong program intensifikasi untuk peningkatan produktivitas tanaman pangan terus dilakukan melalui penerapan teknologi tepat guna, inovasi bibit dsb. Penggunaan pupuk organik pun terus disosialisasikan sebagai alternatif pupuk kimia yang kini harganya meroket akibat kenaikan harga minyak dan gas secara global. Walaupun begitu, pemerintah tetap menjamin ketersediaan pasokan bahan sampai tahun 2023.
“Melalui program-program seperti Food Estate, pemerintah berkomitmen mengembangkan kawasan pertanian dan menjaga sawah produktif dari alih fungsi lahan. KSP selalu berupaya mendorong program yang memiliki daya ungkit besar terhadap kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui kerja sama dengan K/L terkait, baik untuk melakukan debottlenecking maupun meningkatkan kesejahteraan petani di sektor pertanian Indonesia,” imbuh Bustanul, yang juga adalah pakar ilmu ekonomi pertanian Universitas Lampung.
Meski sektor pertanian mampu tumbuh positif pada triwulan III 2022, Bustanul menghimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi kenaikan harga di akhir tahun sesuai dengan siklus musim di wilayah sentra produksi pangan.
Oleh karenanya, masyarakat diminta tetap berhati-hati dengan terus mengurangi ketergantungan akan satu bahan pokok tertentu dibarengi dengan giat diversifikasi pangan lokal secara konsisten.
Indonesia terus berkomitmen menjaga ketahanan pangan nasional dan telah berhasil meningkatkan produksi padi secara signifikan sehingga mencapai swasembada beras. Selain itu, Indonesia juga menciptakan sistem pertanian-pangan yang tangguh hasil dari komitmen Pemerintah yang bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat. Komitmen diantaranya tersebut terwujud dalam pembangunan bendungan, embung, varietas unggul baru, pemupukan berimbang, mekanisasi pertanian, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan penyuluhan pertanian.
Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77, Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute sebagai pengakuan atas sistem pertanian-pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penggunaan teknologi inovasi padi. Penghargaan tersebut diberikan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Minggu (14/08). Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Menteri yang juga berperan dalam mengoordinasikan sektor pangan nasional turut hadir langsung mendampingi Presiden menerima penghargaan tersebut.
“Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang baik sehingga sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama pandemi berhasil menjadi buffer,” ungkap Menko Airlangga usai mendampingi Presiden dalam acara penyerahan penghargaan.
Sektor pertanian pada tahun 2021 tumbuh 1,84% (yoy) dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28%. Kemudian pada Q2-2022, sektor pertanian menunjukan konsistensi dengan pertumbuhan positif 1,37% (yoy) dan berkontribusi 12,98% terhadap perekonomian nasional. Tren positif tersebut juga turut menjaga kesejahteraan petani dengan capaian Nulai Tukar Petani (NTP) tertinggi pada Maret 2022 yakni sebesar 109,29 sedangkan NTP pada Juli 2022 tercatat sebesar 104,25.
Sementara itu, prognosa pangan nasional tahun 2022, khususnya pada komoditas beras, menunjukkan adanya surplus 7,5 juta ton. Hal ini melanjutkan tren positif swasembada beras dengan produksi beras pada tahun 2020 sebesar 31,4 juta ton dan tahun 2021 sebesar 31,2 juta ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi produksi beras yang relatif stabil dari tahun ke tahun berdampak positif terhadap terjaganya harga beras nasional di tingkat konsumen.
“Swasembada beras yang telah dicapai tentunya masih dihadapkan oleh berbagai tantangan baik dari sisi hulu sampai ke hilir. Untuk itu, Pemerintah terus meningkatkan berbagai upaya perbaikan,” kata Menko Airlangga.
Sebagai informasi, produktivitas padi nasional pada tahun 2020 berada di angka 5,13 ton/Ha dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 5,23 ton/Ha. Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan kualitas benih, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), perbaikan infrastruktur pertanian, penanganan pasca panen, pemanfaatan teknologi pertanian, perluasan areal tanam melalui cetak sawah, penetapan lahan sawah dilindungi, bantuan alat dan mesin pertanian, serta bantuan pembiayaan melalui KUR.
“Pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu ke hilir serta memanfaatkan teknologi, menjadi prasyarat dalam peningkatan daya saing komoditas, baik untuk pemenuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor,” ujar Menko Airlangga.
Dari sisi benih, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi Subang telah menghasilkan Inpari 32 dan Inpari 42 dengan produktivitas mencapai 12 ton/Ha. Hal tersebut terus didorong konsistensinya dan diimplementasikan pada skala besar. Penanganan pasca panen dengan pembangunan rice milling unit dan silo modern baik swasta maupun Perum BULOG, serta penerapan klaster bisnis padi. Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi pertanian melalui digitalisasi pertanian yakni penerapan Internet of Things (IoT), robot construction, dan Artificial Intelligence (AI) untuk pengembangan Agriculture War Room (AWR), dan otomatisasi mekanisasi pertanian.
“Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung dan mendorong pengembangan sektor pertanian yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kemajuan teknologi serta ramah lingkungan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia,” pungkas Menko Airlangga.
Baca Juga : https://www.myherbgardenguy.com/potensi-daerah-hasil-produksi-sektor-pertanian-di-kota-surabaya/

