Teknik dan Cara Budidaya Cabai dari Awal Hingga Panen
Tanaman Sayuran

Teknik dan Cara Budidaya Cabai dari Awal Hingga Panen

Pembudidayaan selalu penting untuk dilakukan agar keberadaan suatu komoditas tidak punah dan selalu ada stoknya untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan hal ini berlaku untuk cabai.
Pembudidayaan cabai dapat dilakukan dengan baik dan menguntungkan bila menerapkan sejumlah teknik dan cara yang tepat. Berikut adalah teknik dan cara budidaya cabai yang dijelaskan dari awal hingga panen!

Sekilas tentang Cabai

Dikutip dari kaltim.litbang.pertanian.go.id, cabai merupakan salah satu dari sekian tumbuhan yang tergolong ke dalam anggota genus capsicum. Tumbuhan satu ini dapat digolongkan sebagai sayuran atau bumbu, tergantung pada penggunaannya. Namun, penggunaannya sebagai penguat rasa makanan jauh lebih populer di Asia Tenggara sehingga budidaya cabai kian ditingkatkan.

Nilai jual cabai yang tinggi membuatnya menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan. Cabai tidak hanya dijadikan penguat rasa, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan antioksidannya yang tinggi dan baik untuk melindungi tubuh dari radikal bebas. Selain itu, cabai juga mengandung vitamin c yang tinggi. Meskipun begitu, penggunaan cabai yang terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan pada lambung sehingga penggunaannya perlu dibatasi.

Ada setidaknya 20 jenis cabai di dunia. Berikut ini jenis-jenisnya:

Cabai Rocoto
Cabai Rawit
Cabai Kathur
Cabai Merah Besar
Cabai Keriting
Cabai Jalapeno
Cabai Gendol / Gendot
Cabai Setan
Cabai Numex Twilight (Bolivian Rainbow)
Peter Pepper
Datil Pepper
Chilli Tepin
Bell Pepper atau Paprika
Pimento atau Cabai Cheri
Anaheim Pepper
Cayenne atau Guinea Pepper
Serrano Pepper
Thai Pepper
Red Savina Pepper
Bishop Crown Pepper

Dalam siklus budidaya cabai, dataran rendah memiliki waktu yang lebih singkat daripada dataran tinggi. Cabai yang ditanam di dataran rendah dapat dipanen pertama kali setelah cabe berumur 70-75 hari, sedangkan cabai yang ditanam di dataran tinggi baru dapat dipanen untuk pertama kalinya setelah cabai berumur 4-5 bulan. Setelah itu, barulah panen dapat dilakukan 3-4 hari sekali secara rutin.

Baca Juga : Tahapan Budidaya Buncis Hingga Panen Banyak

Persyaratan agar Cabai Bisa Tumbuh dengan Baik

Ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi agar cabai dapat tumbuh dengan baik atau subur. Berikut ini sejumlah syarat yang dikutip dari cybex.pertanian.go,id:

1. Tanah
Tanah yang digunakan harus berstruktur remah atau gembur dan mengandung bahan organik yang tinggi.
Derajat keasaman (PH) tanah berkisar antara 5,5 – 7,0 PH.
Tanah yang digunakan aman dari becek atau genangan air.
Lahan pertanaman yang digunakan terbuka atau tidak ada naungan.

2. Iklim
Curah hujan daerahnya adalah 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
Suhu udara 16° – 32 ° C.
Memiliki sinar matahari yang cukup, yakni 10-12 jam dari saat pembungaan hingga pemasakan buah.
Cara Pembudidayaan Tanaman Cabai dari Awal Hingga Proses Panen
Untuk menghasilkan budidaya cabai yang sukses dan menguntungkan, penting untuk memperhatikan sejumlah caranya, mulai dari awal hingga proses panen. Cara membudidayakannya yaitu:

1. Pedoman Teknis Budidaya
Berikut ini cara atau hal yang perlu disiapkan sebelum menanam cabai:

Memilih buah cabai yang matang atau merah, bentuk sempurna, segar, dan tidak memiliki cacat atau penyakit tumbuhan.
Cuci biji, lalu keringkan.
Pilih biji dengan bentuk, ukuran, warna seragam, permukaan kulit yang bersih, tidak keriput, dan tidak cacat.
Benih yang akan ditanam dapat diseleksi dengan cara direndam ke dalam air. Biji yang terapung adalah biji yang perlu dibuang.

2. Penyemaian
Sebelum menanamkan biji di tempat permanen, sebaiknya benih disemai terlebih dahulu ke dalam wadah bak plastik atau kayu dengan ketebalan 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya sebagai drainase.

Isi wadah semai dengan tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Berikan pestisida sistemik di tanah dengan takaran 10 gr/m2 seminggu sebelum penyemaian benih untuk menghilangkan gangguan hama.
Rendam benih yang akan ditanam terlebih dahulu dengan air hangat 50 derajat celcius selama semalam.
Tebar benih secara merata di wadah persemaian. Beri jarak antara bening 5 x 5 cm agar akar tidak rusak ketika tanaman dipindah atau dicabut.
Tutup benih yang ditanam dengan selapis tanah yang tipis.
Letakkan wadah semai di tempat teduh dan lakukan penyiraman agar wadah semai tetap lembap.

3. Pembibitan
Proses pembibitan pada budidaya cabai adalah berikut ini:

Setelah benih telah berkecambah atau berumur 10-14 hari, pindahkan benih ke tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm yang sudah diberi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang. Bisa juga menggunakan bumbungan dari bahan daun pisang sebagai wadahnya. Rasio tanahnya adalah 2:1 antara campuran tanah dan pupuk kandang, 1/3 dari volume polybag.
Ketika menanam bibit di bumbungan, tekan tanah di sekitar akar tanaman agar sedikit padat dan bibir berdiri tegak.
Letakkan bibit di tempat teduh dan siram secukupnya.

4. Penanaman di Lapangan
Menyiapkan bedengan yang dicampur dengan pupuk kandang. Jika pH tanah rendah (4-5), lakukan pengapuran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pembuatan bedengan dan kapur disebar, diaduk rata, dan dibiarkan tiga minggu.

Semprotkan larutan pupuk hayati secara merata sebanyak 2 liter per hektar.
Tutup bedengan dengan mulsa plastik.
Menggunakan kaleng yang diberi arang untuk melubanginya.
Pindahkan bibit ke dalam lubang tanam secara hat-hati.

5. Penanaman
Tahap selanjutnya dalam budidaya cabai adalah penanaman. Berikut ini rinciannya:

Pilih bibit cabai yang tumbuh segar, daun berwarna hijau, dan tidak terkena hama.
Tanam bibit di bagian tengah polybag penanaman. Wadahnya perlu dibuka terlebih dahulu sebelum ditanam dan pastikan agar akar tidak lepas. Media tanah dapat ditambahkan hingga mencapai 2 cm dari bibir polybag.
Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air.
Letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.

6. Pemeliharaan Penyiraman
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan penyiraman secukupnya demi menjaga kelembapan tanah. Berikan pupuk kimia 7 hari setelah penanaman dengan 5 gr SP 36, 2 gr KCl, dan 1/3 bagian dari campuran 2 gr Urea dan 5 gr ZA per tanaman, sedangkan 2/3 bagiannya untuk pupuk susulan. Setelah tiga hari, Anda dapat menyiramnya dengan larutan pupuk hayati berdosis 10 ml : 1 liter air.

7. Pemupukan
Setelah langkah-langkah sebelumnya, Anda dapat melakukan pemupukan susulan, seperti berikut ini agar budidaya cabai berjalan dengan baik:

– Pupuk Kimia
Campurkan 3 gr KCl per tanaman setelah tanaman berumur 30 hari dan 60 hari setelah tanam. Umur 30 hari setelah tanam : 3 gr Kcl per tanaman. Umur 30 dan 60 hari Setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar.

– Pupuk Hayati
Pengulangan pemberian pupuk hayati pada masa pemeliharaan adalah setiap 3 minggu sekali dengan dosis yang dianjurkan (2 liter per hektar).

8. Perompesan
Pada tahap ini, buang cabang daun di bawah cabang utama dan bunga yang muncul pertama kalinya.

9. Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma
Pengendalian hama dan penyakit dapat bermacam-macam, yaitu:

a. Kutu Daun
Untuk pengendalian kutu daun, tanaman dapat diberikan pestisida sistemik pada tanah sebanyak 60-90 kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10 m2 area. Namun, bila tanaman sudah tumbuh, semprotkan insektisida saja.

b. Hama Trips
Pemakaian mulsa jerami.
Pergiliran tanaman.
Penyiangan gulma dan menggenangi lahan dengan air dalam waktu tertentu.
Pemberian pestisida sistemik bila tumbuhan masih kecil.
c. Penyakit Keriting Daun
Semprotkan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, dan Difolatan dengan konsentrasi 0,2 – 0,3%. Pengendaliannya sendiri sangat sulit sehingga bila tanaman sudah terserang penyakit keriting daun, lebih baik tanamannya dicabut dan dibakar.

10. Panen dan Pasca Panen
Panenlah cabai yang sudah berwarna merah sebagian atau sudah matang, tetapi bisa juga sengaja dipanen ketika masih muda atau berwarna hijau. Perhatikan pemetikan agar percabangan atau tangkai tanaman tidak patah. Setelah panen pertama, panen rutin dapat dilakukan 3-4 hari sekali.

Baca Juga :

Tips Memilih Benih Cabai yang Bagus

Berikut ini tips untuk memilih benih cabai yang bagus agar tingkat keberhasilan budidaya cabai semakin tinggi:

Menentukan dan memilih tanaman cabai indukan yang unggul dan berkualitas. Ciri-cirinya adalah varietas dan identitasnya diketahui, berwarna merah, murni atau tidak tercampur dengan varietas lain, bersih dari kotoran, daya tumbuh tinggi (kurang lebih 80%), berlabel atau bersertifikat, bebas dari hama penyakit, dan beratnya 150 – 175 biji per gram.
Ambil bibit dari induk yang berkualitas dan tanaman yang sudah tua, dengan daya cambah yang bagus dan berkualitas. Ciri-cirinya adalah pertumbuhan cepat, dan ukuran yang besar.
Potensi Keuntungan Budidaya Cabai
Data 2019 yang dikutip dari cybex.pertanian.go.id menjelaskan potensi keuntungan budidaya cabai sebagai berikut:

Perhitungan untuk Luas Penanaman 1 Ha (18.000 pohon)

1. Kebutuhan Tenaga Kerja/Persiapan Lahan

Sewa lahan = Rp 3.500.000
Pembersihan lahan = Rp 2.000.000
Pengguludan = Rp 3.000.000
Pemasangan mulsa = Rp 1.500.000
Penanaman = Rp 000
Total Persiapan Lahan (I) = Rp10.000.000

2. Biaya Pemeliharaan

Meliputi proses pemasangan ajir, siap panen, penyulaman, pengecoran, pengikatan, penyemprotan dan perempelan daun:

3 orang x 100 HOK x Rp 90.000

Sub Total Biaya Pemeliharaan (II) = Rp 27.000.000

3. Biaya Saprodi

Benih 11 bungkus @10 gram x Rp 150.000 = Rp 1.650.000
Mulsa hitam perak 10 roll @ Rp 590.000 = Rp 5.900.000
Pupuk kandang 3000 kg x Rp 5000 = Rp 15.000.000
Pupuk anorganik NP16-16 (mutiara biru) 200 kg x Rp 11.000 = Rp 2.200.000
Ajir 18.000 batang x Rp 500 = Rp 9.000.000
Bambu 20 batang x Rp 15.000 = Rp 300.000
Terpal uk 6×8 m @ Rp 300.000 x 2 lembar = Rp 600.000
Mosa gold (POP) 50 botol @Rp 100.000 = Rp 5.000.000
Agritec (PPC) 25 botol @Rp 40.000 = Rp 1.000.000
Hortech (ZPT) 25 botol Rp 100.000 = Rp 2.500.000
TOP BN (pestisida) 25 sachet @Rp 100.000 = Rp 2.500.000
Bio SPF (fungisida) 25 sachet @Rp 35.000 = Rp 875.000
Superglio (nematisida) 25 sachet @ Rp 40.000 = Rp 1.000.000
Biaya Cadangan obat kimia = Rp 200.000
Total Biaya Saprodi (III) = Rp 47.725.000

Total Biaya Produksi (I + II + III) = Rp 84.725.000

Perkiraan Keuntungan Per Panen:

Setiap tanaman menghasilkan 0,5 kg – 1,5 kg. Jika rata-rata 1 tanaman menghasilkan 0,5 kg cabai (hasil terendah), prediksi panen 0,5 kg x 18.000 pohon = 9.000 kg atau 9 Ton. Dengan perkiraan harga jual minimal Rp 20.000 maka hasil yang didapatkan adalah Rp 180.000.000.

Hasil laba = Total Produksi – Biaya Produksi

= Rp 180.000.000 -Rp 84.725.000

= Rp 95.275.000

Itulah sekilas informasi terkait teknik dan cara budidaya cabai dari awal hingga panen. Cabai sendiri menjadi salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan karena warga Indonesia atau Asia Tenggara secara umum gemar mengonsumsi cabai sebagai bumbu dapur. Melalui potensi keuntungan budidaya cabai ini, potensi di tahun 2022 dapat disesuaikan dengan keadaan dan perkiraan harga yang ada.

error: Content is protected !!